RSS

RESUME BUKU MENUJU KEMENANGAN DAKWAH KAMPUS



Judul Buku : Menuju Kemenangan Dakwah Kampus
Penulis       : Ahmad Atian


BAB I
Mukadimah Kemenangan
Tugas menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar merupakan hal yang fundamental dalam Islam. Melalui tugas ini Allah SWT memberikan gelar umat ini khairu ‘ummah (ali Imron :110). Umat Islam juga dikenal sebagai umat pertengahan karena tabiat umat pertengahan akan melahirkan sikap adil dan wara’. Tugas amar ma’ruf nahi mungkar hidup sepanjang risalah Islam. Tugas ini merupakan ruh yang menjiwai islam kita, dan senjata bagi Islam yang menjadikan Islam ini tumbuh dan berkembang, dan energi yang membentuk keberislaman dalam diri kita. Konsep amar ma’ruf nahi mungkar tumbuh dalam tubuh Islam dan umat Islam. Konsep ini ditemukan dalam aqidah, ibadah, syariah, dan akhlaq, serta muamalah. Konsep amar ma’ruf nahi mungkar dikenal dengan kata dakwah. Dakwah merupakan usaha mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk, menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari perbuatan mungkar, agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat (syekh Ali mahfuzh). Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa dakwah kepada Allah  ialah mengajak orang lain untuk beriman kepadaNya dan ajaran yang dibawa RasulNya, dengan membenarkan informasi yang mereka bawa dan menaati apa yang mereka perintahkan.
Dakwah berasal dari kata da’a, yad’u yang berarti panggilan, ajakan, dan seruan. Sedangkan da’awa bermakna mengajak, meminta, memanggil, dan menyeru. Sesungguhnya esensi dakwah yang perlu diperhatikan adalah mengubah manusia baik individu maupun kelompok dari situasi yang tidak baik ke situasi yang lebih baik. Dakwah Islam memenuhi tiga pokok yang mendasar : proses penyampaian agama, penyampaian dari amar ma’ruf nahi mungkar, dan dilakukan secara sadar dengan tujuan terbentuknya masyarakat yang taat dan mengamalkan seluruh dinul islam. Dakwah pula memiliki tiga karakteristik : thalut thariq (panjang jalannya), katsirul ‘aqabat (banyak timpaannya), qilatur rijal (sedikit orangnya). Dakwah Islam dilakukan dimana saja, tak terkecuali di kampus. Dakwah kampus (DK) dilakukan oleh kalangan kampus demi manfaat kampus dan masyarakat global. Dakwah kampus dilakukan untuk perjuangan menegakkan kemenangan Allah SWT.
Tujuan dakwah kampus adalah membentuk kalangan kampus yang yang bercirikan profesionalitas, memiliki komitmen yang kokoh terhadap Islam, dan mengoptimalkan peran kampus dalam upaya mencapai kebangkitan Islam. Kampus merupakan lahan subur untuk perkembangan dakwah Islam. Banyak peran signifikan yang dapat dimanfaatkan oleh Islam dan dakwah Islam, antara lain:
  • Kampus merupakan lembaga akademik tinggi, tempat pembelajaran, penempaan, penerapan ilmu-ilmu tinggi.
  • Kampus selalu berperan sebagai suplai energi kritis dan pemikiran kritis guna membangun msyarakat, bangsa dan negara, hingga peradaban.
  • Mahasiswa adalahpemuda yang berpotensi untuk menempati pos-pos potensial di berbagai wilayah potensial umat.
  • Kampus merupakan lembaga ilmiah dan sudah terkultur dalam masyarakat untuk mengagungkan kampus dan penghuni kampus
  • Kampus adalah lingkungan bebas di mana semua aliran pemikiran dapat mengungkapkan pendapatnya. Ketika peran strategis ini dapat dimanfaatkan, maka akan semakin banyak kebaikan yang dapat diperoleh oleh dakwah Islam.

A.      Sejarah Kita; Telaah Kembali ‘kita’
Pemanfaatan kampus sebagai salah satu wahana dakwah islam sudah lama dilakukan. Melalui pemanfaatan universitas, masyarakat islam, menjadi corong pemikir dan pemikiran kritis islam dan menjadi benteng utama Peradaban Islam. Namun seiring berjalannya waktu, pergerakan mahasiswa islam mulai tercemari oleh pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan nilai islam atau dengan kepentingan tertentu untuk mencapai tujuannya. Dalam keadaan seperti ini, beberapa mahasiswa islam yang masih setia berkoordinasi dan berkonsolidasi dan berkoordinasi terarah dan terpadu demi menjaga imunitas islam.
Musuh yang dihadapi pun  benar nyata. Musuh yang kita hadapi kali ini lebih tersistem dan teroganisir. Tidak saja terstruktur bahkan mengultur. Musuh kita hari ini hakikatnya adalah sebuah tata nilai. Tata nilai yang bertentangan dengan Islam. Apatisme, hedonism, ketidakjujuran, paradigma materealisme yang menyesatkan. Dan musuh dari sekian musuh lainnya adalah diri kita sendiri dan itulah menjadi hambatan dalam pergerakan ini. Pemikiran-pemikiran negatif, ketidak dewasaan, tidak cerdas, tidak membuka diri, dan sikap pesimistislah yang menjadi budak figuritas, kekecewaan, kepentingan dan tujuan pribadi. Semua itu adalah penyebab lemahnya pergerakan ini. Maka alangkah baiknya jika pergerakan ini kita bina dengan menghadapi semua hambatan yang dimulai dari diri sendiri hingga tataran lingkungan sekitar.

B.      Pembaruan Dakwah Kampus; Sebuah Renovasi Cerdas-Paripurna
Pembaruan merupakan sebuah proses penyesuaian diri dengan realitas zaman kekinian, agar kemudian semakin pasti menuju dalam meraih kemenangan dan kebaikan. Segala sesuatu mengalami perubahan, bahkan pembaharuan itu sendiri. Dengan begitu pergerakan ini mampu bertahan dan eksis menghadapi gelombang kehidupan. Perubahan sebenarnya adalah jalan peretasan mimpi. Sebuah jalan mewujudkan impian. Semangat perubahan selalu berujung pada mimpi-mimpi yang terwujud. Sedangkan pelaku sejarah yang tersejarahkan adalah juga pelaku perubahan, agent of change.
Dalam setiap pergerakan tentu kita menemukan beberapa masalah atau hambatan-hambatan yang sudah semestinya kita tanggulangi. Diantaranya dari qodhiyah-qodhiyah yang utama yaitu:
1.      Redupnya Cahaya Dakwah dan Tarbiyah
2.      Hilangnya kontribusi mahasiswa
3.      Terjebak pada seremonial
4.      Disorientasi
5.      Trauma persepsi

D. Kemenangan Dakwah Kampus
            Kemenangan dakwah kampus secara fisik terwujud dalam dua hal besar; yakni terwujudnya masyarakat kampus madani yang sejahtera dan terciptanya pemerintah kampus yang adil berdaulat. Dan kita dapat meraih suatu kemenangan dengan adanya pembaruan dakwah kampus yang tepat, meliputi dakwah prestatif,creative majority, dakwah kaya, ketokohan sosial, kepemimpinan sejati, dan maksimalisasi kiprah mujahidah dakwah. Dan semua proyek ini tidak akan terwujud tanpa diawali dengan proses perbaikan internal yang bersifat umum dan berada pada tataran kebijakan yang bersifat khusus dan dijalankan oleh qiyadah.


Bab II
Perbaikan Internal Dakwah Kampus
            Perbaikan internal merupakan tahapan pertama dan awal dari segalanyanyang membutuhkan kekuatan untuk mengantarkan kita pada kemenangan DK yang diharapkan, sebab baik tidaknya kondisi internallah yang menjadi penentu seperti apakah kita selanjutnya. Perbaikan ini hakikatnya adalah penempaan diri, pembangunan cita-cita, dan pengenalan prinsip. Setelah melalui serangkaian proses dalam tahapan perbaikan internal ini pembaharuan DK pun dimulai.


Tahap I
·         Back to Asholah
Proyek back to asholah berarti kembali ke orisinalitas dengan dinamika dakwah secara global dan DK kontemporer, jika diterjemah dalam istilah kembali pada nilai-nilai esensial dari 5 hal utama, yaitu islam, tarbiyah, dakwah, fiqih dakwah dan manhaj dakwah. Maka dapat disimpulkan bahwa artian kembali disini adalah kembali ke Islam, kembali ke tarbiyah, kembali ke dakwah, kembali ke fiqih dakwah, kembali ke manhaj dakwah.
ü  Menghapus trauma persepsi
Penyakit trauma persepsi  merupakan sebuah penyakit yang mampu mematikan syaraf-syaraf tubuh hingga menghentikan langkah kita dan penyakit yang mampu mengendalikan kita, membuat kita melakukan perbuatan-perbuatan tercela, padahal kita adalah orang-orang yang beruntung. Trauma inilahir di otak kita dan pemikiran-pemikiran kita yang tidak dewasa. Bentuk-bentuk trauma persepsi yang biasa menyerang dalkwah kampus antara lain; trauma persepsi merasa superior, trauma persepsi harus memimpin terus, trauma persepsi bahwa yang benar hanya kita, persepsi yang salah ketika kita kalah, maka dakwah akan kalah, trauma persepsi sering bersuuzhon,trauma persepsi tidak mau kreatif.
ü  Komitmen dengan sikap terbaik 
DK membutuhkan komitmen terhadap sikap terbaik, sebab dengan itulah kemenangan dan keberhasilan DK akan dicapai. Diantara sikap terbaik tersebut adalah; komitmen bahwa perjuangan dilakukan karena Allah semata, komitmen terhadap pilihan berjamaah, komitmen untuk saling melengkapi, komitmen terhadap pencarian jati diri

Tahap II
Tahapan berikutnya setelah tahapan I yaitu tahapan II yang mengatur strategi DK dengan membuka kran komunikasi yang lebih baik dan kran informasi yang lebih sehat antar pasukan, antara qiyadah dan jundinya. Selain itu juga membuka peluang kemunculan alternative kepemimpinan baru DK yang cerdas-paripurna untuk kepemimpinan baru bagi dakwah di era baru. Kemudian dari program kaderisasi DK harus menciptakan kader yang berjuang untuk Allah (Agent of Allah), kader yang memang bertindak untuk kejayaan islam dan kejayaan Allah, sebab merekalah yang mampu berjuang dalam kehidupan ini dan mampu mencapai kemenangan dengan dan karena Allah. Hidup untuk  kemenangan DK  berarti hidup untuk totalitas kaderisasi DK. Totalitas kader inipun harus dilaksanakan oleh semua kaderpada institusi, tingkatan, dan tataran. Selain itu totalitas kaderisasi pun dilaksanakan oleh unit strategis DK.
Dalam proyek perbaikan internal ini dibutuhkan 4 bentuk kekuatan jiwa yang pernah disampaikan Imam Syahid, yaitu:
v  Tekad yang membaja
v  Kesetiaan yang teguh
v  Pengorbanan besar
v  Mengimani, mengenali, dan menghargai prinsip yang dapat menghindarkan diri dari kesalahan, penyimpangan dan tertipu prinsip lain.

4 rukun pembaruan:
  1. Iman yang kuat dan mendalam
  2. Keikhlasan dalam perujuangan
  3. Semangat yang menggelora
  4. Kesiapan amal dan pengorbanan



Bab III
Pembaruan Dakwah Kampus
Untuk mencapai kemenangan dakwah kampus ini, diperlukan enam kerangka strategis yang merupakan format dakwah kampus masa depan:
1.      Dakwah prestatif
DK kedepan diharapkan dapat memenuhi kualifikasi ni, yakni dakwah prestatif. Melihat dinamika kehidupan diperlukannya DK yang prestatif. Yaitu dengan memaksimalkan potensi diri dan sumber daya yang ada.
2.      Creative majority
3.      Dakwah kaya
4.      Ketokohan sosial
5.      Kepemimpinan sejati
6.      Maksimalisasi peran mujahidah dakwah kampus

Analisis Fikih Dakwah: SAYYID QUTB



سم الله الرحمن الرحيم


Dalam Islam, sumber hukum utama yang harus dijadikan pedoman dalam menjalankan kehidupan di bumi adalah Al-Quran. Dan sudah seharusnyalah Al-Quran menjadi petunjuk utama dalam melaksanakan segala aktivitas di dunia. Terkait kewajiban setiap muslim unuk menyampaikan kebenaran atau berdakwah, Al-Quran merupakan satu-satunya rujukan utama atau tempat kembali dalam melakukan kegiatan dakwah. dan lagi dakwah memiliki tantangan berat saat ini, melihat kondisi dan fenomena yang terjadi di masyarakat kita yang jauh dari kehidupan Qurani.
Al-Quran kini hanya dianggap sebagai bacaan biasa yang tak lagi mendapatkan perlakuan sebagaimana mestinya. Al-Quran dianggap sebagai kitab yang apabila kita membacanya maka akan bernilai ibadah. Ya, hanya terbatas pada bacaan saja tanpa ada usaha memahami dan mempraktekkannya dalam kehidupan. Selain itu, masyarakat sekarang seolah-olah lebih mengagungkan teori-teori dan ilmu pengetahuan yang asalnya dari manusia. Padahal sesungguhnya kebenaran dari teori-teori itu tidak mutlak, dapat berubah-ubah. Karena kebenaran mutlak adalah Al-Quran. Dalam merealisasikan amalan Qur’ani maka kita dapat mengambil generasi kaum muslimin pertama sebagai contoh terbaik.
Selain pengagungan terhadap teori-teori manusiawi tadi, masyarakat kini juga sedang berada dalam kondisi jahiliyah modern, dimana kehidupan duniawi sudah menjadi prioritas. Misalnya, orang mendewakan mode yang sedang trend di kalangan masyarakat dan mengikuti serta mendewakan mode tersebut, meski jelas mode tersebut bertentangan dengan Islam.
Kemudian dakwah di zaman sekarang menghadapi tantangan yang begitu besar karena kondisi masyarakat yang sedemikian rupa. Dalam buku fikih dakwah karya Dr. Sayyid Qutb disebutkan bahwa “Masyarakat jahili dewasa ini merupakan masyarakat yang mandeg, yang berpijak di atas nilai-nilai yang tidak ada hubungannya dengan Islam, juga tidak ada hubungannya sama sekali dengan keimanan.... Dari sini kemudian- jika masyarakat jahili itu dikiaskan kepada undang-undang Islam dan hukum-hukum fikihnya, adalah merupakan masyarakat kefakuman, yang di dalamnya undang-undang tidak bisa hidup, dan hukum-hukum tidak bisa ditegakkan.” Maka jika ingin Islam dapat ditegakkan, kita harus dapat mengubah masyarakatnya terlebih dahulu. Dan jalannya melalui dakwah.
Dakwah merupakan tugas agung yang Allah berikan kepada umat Islam. Dan dalam berdakwah maka kia harus mengenal tabiat dakwah yang terjal dan penuh bebatuan, butuh pengorbanan dan terus menerus waktunya serta hasilnya diserahkan Allah. Dan ada beberapa wasilah dalam dakwah yakni iman yang mendalam, pembentukan yang rapi, dan amal yang berkesinambungan. Para da’ipun harus memiliki bekal dalam berdakwah, yakni pemahaman yang mendalam, keimanan yang kuat, kecintaan, kesadaran, dan kerja yang kontinu.
Dengan bekal tersebut, semoga kita dapat mengubah kepribadian muslim yang kini hilang akibat dari rasa cinta akan dunia dan takut mati.

ANALISIS BUKU MEMBINA ANGKAAN MUJAHID


Secara garis besar buku ini berisi tentang panduan praktis bagi para aktivis gerakan dakwah.  Pembahasan pertama pada buku ini yaitu membedah tentang sang pelopor gelakan ini. Penting bagi aktivis dakwah kampus untuk tahu tentang siapa pelopor gerakan ini dan bagaimana gerakan ini tumbuh. Gerakan ini dipelopori oleh seorang pejuang dakwah di mesir, yang peka terhadap kondisi umat saat itu. Ia lah Hasan Al Banna ( Sang Pembangun).
Kita dapat mengambil pelajaran dari perjuangan dakwah hasan al banna saat itu. Kondisi yang beliau hadapi tidak jauh beda dari apa yang kita hadapi saat ini di kampus. Seperti yang dikemukakan oleh Sayyid Qutb dalam bukunya Fiqih Dakwah, target dakwah kita saat ini bukanlah orang jahiliyah kuno sang penyembah berhala, tetapi target dakwah masa kini adalah para orang-orang jahilyah modern. Kejahiliyahan tersebut terlihat dari merebaknya budaya dan kebanggaan dengan tren-tren yang di bawa dan diciptakan oleh orang-orang barat, seperti fashion, teknologi, menggilai musik ataupun film-film barat. Orang barat telah sadar bahwa menyesatkan umat muslim lewat konspirasi jauh lebih mudah. Oleh karenanya, kita perlu paham konsep dakwah masa kini.
Penulis buku memaparkan tentang apa yang disampaikan Hasan Al Banna tentang tarbiyah. Hal ini penting diketahui oleh kita melihat banyaknya penyelewengan(ketidakpahaman) aktivis dakwah mengenai konsep tarbiyah di lapangan. Yakni:
“Pendidikan dan pembinaan umat, memperjuangkan prinsip-prinsip nilai, dan pencapaian cita-cita sesungguhnya memerlukan partisipasi seluruh umat, atau paling tidak sekelompok dari mereka, yakni memperjuangkan tegaknya:
1.       Kekuatan jiwa yang besar, yang dimanifestasikan dalam bentuk tekad yang kuat dan tegar
2.       Kesetiaan yang utuh, bersih dari sikap lemah dan munafik
3.       Pengorbanan yang suci, yang tidak diperdayakan oleh sifat tamak dan bakhil”
Dalam buku ini dikemukakan poin penting dan penguatan untuk aktivis dakwah kampus melihat banyaknya konspirasi-konspirasi yang dibuat oleh para musuh islam. Jangan sampai konsep dakwah yang telah dibuat oleh Hasan Al Banna menjadi bumerang bagi aktivis dakwah dan dakwah itu sendiri. Bahaya paling besar yang dihadapi dakwah dan jamaah saat ini ialah pewarisan yang cacat dan penisbatan diri yang tidak benar kepada Hasan Al Banna. Para pemimpin dan penerus dakwah harus segera mengambil warisan dari kepribadian Hasan Al Banna dalam bidang ilmu, ketakwaan, wara’, zuhud, kedalaman ma’rifatnya kepada Allah, ibadah kepada-NYA, maupun gaya hidup kerasnya, -tentu lebih utama jika kita mengambil warisan langsung dari Rasulullah saw.
                Pembahasan kedua dalam buku ini yaitu tentang kunci memahami dakwah ikhwanul muslimin.         
Bab kedua dalam buku ini yaitu tentang kunci memahami dakwah ikhwanul muslimin. Dalam awal pembahasannya, penulis memaparkan tentang prinsip dasar yang tidak boleh diabaikan oleh umat islam yaitu adanya pemimpin dan jamaah. Inilah kunci utama memahami persoalan ikhwanul muslimim. Jika direflesikan ke dunia dakwah kampus, adanya pemimpin dan jama’ah sangat penting. Jika tidak ada seorang pemimpin dan tidak ada yang mau menjadi jama’ah, maka mustahil akan terjadinya kekuatan dan keutuhan jama’ah. Peran pemimpin sangat penting untuk mengarahkan dan mengatur jama’ah, sedangkan peran jama’ah adalah memperkuat peran pemimpin. Masalah akan terjadi jika sudah hilang adanya ketaatan pada pemimpin ataupun buruknya akhlak pemimpin. Oleh karenanya, kunci kedua dalam ikhwanul muslimin yaitu adanya jama’ah dan pemimpin yang memperjuangkan penegakan hukum islam. Bersamaan dengan itu, harus ada suatu aksi. Aksi yang dapat mengubah seorang pribadi muslim yang belum taat kepada Allah menjadi taat kepada Allah, dan seterusnya. Kunci ketiga, dalam tubuh ikhwanul muslimin, menuntut orang-orang di dalamnya untuk melakukan pembaharuan di bidang ilmu, amal maupun realitasnya. Ikhwanul muslimin membawa pembaharuan khususnya dalam bidang politik islam. Seperti yang kita ketahui bersama, sejak jatuhnya kepemimpinan islam pada jaman Utsmaniyah- bahkan sebelum itu- dan semenjak jatuhnya negara-negara islam ke tangan kekuasaan negara-negara kafir, nasib kekuasaan politik islam terpojokkan dan mengalami kehancuran yang besar. Oleh karenanya, lahirlah ikhwanul muslimin membawa sebuah misi untuk kembali mengibarkan panji-panji perjuangan untuk menegakkan kembali sistem politik islam. Sesungguhnya kemenangan Islam memerlukan kerja jama’i atau kolektif. Tidak hanya ikhwanul muslimin yang memperjuangkan, tetapi membutuhkan kerja bersama dengan aliran islam lainnya.  Konsep tersebut dapat kita terapkan di kampus. Yaitu ikhwah kampus mengupayakan adanya kerjasama dengan aliran islam lainnya yang juga memiliki tujuan yang sama yaitu inginkan tegaknya panji dan syariat islam di dunia kampus.
Di akhir penutup bab kedua ini, penulis memaparkan hal-hal yang perlu dan penting diketahui oleh Ikhwanul Muslimin, yaitu:
1. Kita wajib menganalisis untuk memahami dakwah. Setelah itu, kita wajib untuk mendakwahkannya serta mentarbiyah dan menarik perhatian orang untuk mendukungnya. Jika salah satu dari tiga hal tersebut gagal, maka islam yang akan menelan hasil pahit.
2. Kita harus tahu metode praktis dan taktis untuk mendakwahkan dakwah kita kepada para target dakwah. Tidak hanya keuntungan duniawi yang kita sampaikan kepada mereka, tetapi perlu kita bidik yaitu menyentuh ruh, jiwa, hati, kebutuhan ruh akan pengabdian ikhlas kepada Allah. Oleh karenanya, al akh harus sudah menguasai konsep, prinsip, kendala atau hal yang terkait dengan dakwah terlebih dahulu.
3. kita perlu memahami kemampuan intelektual orang yang akan kita dakwahi. Karena hal tersebut akan berpengaruh pada materi, media ataupun cara berkomunikasi kepada target dakwah kita tersebut.
Perkataan ibnu Abbas,” Dia menghidupkan hati yang telah mati dengan ilmu dan hikmah”
Dalam bab ke tiga, penulis membahas tentang tanggung jawab besar bagi para aktivis dakwah. Tanggung jawab yang akan dipertanggungjawabkan khususnya kepada Allah. Karena tujuan utama penciptaan manusia adalah beribadah kepada Allah. Ada dua tanggung jawab terbesar aktivis dakwah yaitu, a) melakukan tajdid(pembaharuan) ajaran islam dan naql (alih generasi). Maksud dari perubahan naql yakni proses perubahan terhadap pribadi muslim dari satu kondisi ke kondisi yang lain dan perubahan umat islam dari satu fase ke fase lainnya. Poin yang ada dalam bab ketiga ini dapat menjadi acuan untuk membentuk deskripsi kerja para aktivis dakwah kampus. Sebagai ikhwan, dakwah kita harus memusatkan perhatian pada pelayanan umum. Lalu kita juga perlu melakukan gerakan pembaharuan yang disesuaiklan dengan kebutuhan amal islamindewasa ini. Dan hal penting yang perlu diingat adalah gerakan ini gerakan yang menyeluruh. Tanggung jawab kita selanjutnya, yang merupakan target jangka panjang kita, yaitu mengubah umat menjadi prolog dari proses mengubah dunia. Target dakwah kita tidak hanya pribadi muslim, tetapi membentuk kaum muslimin. Ini pun dapat dijadikan mimpi besar para aktivis dakwah kampus. Walau lingkup kita hanyalah ruang kecil bernama “kampus”, kita harus memiliki pandangan ke depan untuk membentuk masyarakat muslim yang madani.
 Bab ke empat yaitu tentang tujuan dakwah kita. Ketika kita membicarakan dakwah dan umat, jangan lagi dunia menjadi tujuan utama kita. Bahkan buang jauh-jauh keinginan akan dunia saat kita menjalani dakwah ini.
To be continued...
Sumber:
Hawwa, Said. 2003. Membina Angkatan Mujahid: Studi Analisis atas Konsep Hasan Al Banna dalam Risalah Ta’lim. Solo: Era Media

SHOPPINK(tm)



SHOPPINK WILL BE LAUNCHED ON DECEMBER 3, 2011

Shoppink(tm) adalah perusahaan online shop yang dibentuk oleh orang-orang yang tertarik dan ingin menyelami lebih dalam bisnis online shop. Kami menawarkan berbagai jenis produk yang dibutuhkan oleh sahabat shoppink dengan harga terjangkau dan kualitas yang terbaik karena motto kami adalah Your desires are our products. Kami siap mengganti dengan barang yang baru apabila barang yang diterima rusak atau kurang memuaskan kualitasnya.*    




 ~~~ Treat Partners with OPPORTUNITIES,,,, Treat Customers with CARE ~~~


ShopPink(tm) tidak hanya bertujuan untuk mencari pelanggan/pembeli, kami juga menawarkan peluang usaha  kepada siapa saja yang tertarik dalam dunia bisnis online shop...Siapapun yang ingin berbisnis dalam dunia online, dapat menghubungi admin kami. AYO BERGABUNG !!! :)

SHOPPINK WILL BE LAUNCHED ON DECEMBER 3, 2011

Demiii Maaaasaaa

Aku bukanlah penulis... bukan pula orang yang suka menulis... ku hanya ingin ada sisa yang bisa dikenang ketika masa ku telah usai..  ku hanya memainkan jari2 lentikku lalu kemudian memencet tuts tuts laptop ku... dan ku sisipkan sedikit emosi dalam tulisan ini agar mengisi hati saudara-saudari... 




" Demi masa,Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." ( The Holy Qur'an: Al Ashr). -wepeinginpergihaji-

Powered by Blogger.

shoppinkers